KONFRONTASI- Para ekonom dari berbagai lembaga menilai Ekonomi Indonesia secara teknis sudah ambruk karena beban utang rezim Jokowi sekitar Rp6000 trilyun, utang swasta sekitar US$ 200 milyar dan utang BUMN lebih dari US$200 milyar, sementara korupsi merajalela, kerusakan lingkungan hidup makin parah dan daya beli rakyat terpuruk.
Per akhir September 2021, utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 6.711,52 triliun atau lebih dari US$402 miliar. Realisasi tersebut membuat Indonesia menjadi negara dengan jumlah utang terbesar di Asia Tenggara. Sebagai perbandingan, total utang luar negeri Vietnam pada 2019 mencapai US$118,4 miliar, Thailand US$180,2 miliar, dan Filipina US$83,6 miliar.
Kini Bangsa kita harus dipimpin tokoh yang kredibel, kompeten dan berintegritas untuk mengatasi masalah ekonomi dan kebangsaan, dan dikotomi Jawa dan non Jawa dalam konteks pemilihan presiden tidak ada manfaat dan tidak diperlukan pula.
Pada masa pergerakan kemerdekaan pertentangan Jawa- Non Jawa ini tidak pernah terjadi. Sulit dibayangkan peristiwa seperti Sumpah Pemuda 1928 dapat berlangsung apabila para tokoh saat itu membatasi diri dengan dikotomi Jawa-non Jawa.
Sulit pula dibayangkan kata “merdeka” dan “Indonesia” dapat dicetuskan oleh para mahasiswa Indonesia dari berbagai daerah yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia, di negeri Belanda, tanpa lebih dulu mereka membuang mindset etno-nasionalisme sempit.
Sukarno-Hatta naik menjadi presiden dan wakil presiden bukan karena keduanya merepresentasikan kesukuan (Jawa dan non Jawa), melainkan lebih karena suatu kebutuhan untuk menyeimbangkan penyelesaian persoalan ril politik dan ekonomi yang terjadi pada masa itu. Termasuk adanya kebutuhan terhadap figur yang lebih memahami lapangan diplomasi internasional yang terdapat pada diri Hatta waktu itu. Sukarno dan Hatta adalah simbol perjuangan bangsa kita. Bukan soal Jawa-luar Jawa semata ''Kehadiran Rizal Ramli (RR) merupakan sosok alternative terbaik untuk memimpin NKRI, mengatasi krisis ekonomi dan korupsi. RR mampu sekali untuk mengatasi semua itu.Masyarakat mendoakan Rizal Ramli sebagai Pemimpin nasional bagi Kebangkitan Indonesia. Bangkit demi maslahat rakyat,'' kata periset sejarah Arief Gunawan dan Herdi Sahrasad, pengajar senior Universitas Paramadina
Di era Jokow ini para analis internasional dan media massa dunia menyebut Indonesia telah menjadi negara Kleptokrasi, padahal Kleptokrasi (pemerintahan para pencuri) sangat merusak dan membunuh demokrasi. Celakanya Kleptokrasi semakin bercokol di negeri ini, terutama di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang. Ini agaknya menjadi watak penguasa hari ini, dan ini lebih bahaya dari pemerintahan yang menganut sistem kapitalisme.
Ekonom Senior Dr Rizal Ramli diyakini rakyat menjadi tokoh yang mampu menjawab masalah dan tantangan mengatasi kleptokrasi itu agar kebangkitan NKRI melesat dan tegar sesuai dambaan rakyat.
COMMENTS