JAKARTA - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 atau virus corona menyebutkan, jumlah relawan yang mendaftar per Senin (6/4/2020) pukul 17.00 WIB mencapai 17.616 orang. Adapun pendaftar terbanyak berasal dari DKI Jakarta dan Jawa Barat (Jabar).
"Dari jumlah itu, 3.326 merupakan relawan medis, sementara 14.290 lainnya merupakan relawan non-medis," kata Ketua Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Andre Rahadian, saat memberikan keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (7/4/2020).
Selain DKI Jakarta dan Jawa Barat lanjut Andre, ada juga para relawan yang berasal dari Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi, serta daerah lain di Indonesia. Hanya saja, ia tak menyebutkan secara detail mengenai jumlahnya dari masing-masing provinsi.
Andre menjelaskan, saat ini relawan medis telah ditempatkan di sejumlah fasilitas kesehatan prioritas. Salah satunya di Wisma Atlet yang saat ini menjadi rumah sakit darurat Covid-19 di Jakarta.
"Prioritas relawan medis ditempatkan di RS Wisma Atlet, RS Bintaro, RS khusus Covid-19 di Pulau Galang, dan RS lapangan di Jakarta," urai Andre.
Sementara itu, Koordinator Komunikasi Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19, Joannes Joko menjelaskan, jumlah relawan kemungkinan mencapai kurang lebih 30.000 orang.
Berdasarkan catatan yang dimilikinya, Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan ada sekitar 15.000 dan ditambah lagi sejumlah BUMN. "Jumlahnya kurang lebih ada 30 ribu," terang Joko.
Nantinya pihak Gugus Tugas akan menyatukan seluruh data relawan sehingga informasinya jadi terpusat pada satu pintu. Joko menilai, penyatuan data relawan ini penting dilakukan agar penyaluran sumber daya dapat efektif dan tepat sasaran.
"Seluruh masyarakat Indonesia dapat menjadi relawan, yang sehat, yang punya kemampuan medis, agar menangani yang sakit. Ini saatnya kita semua menunjukkan peradaban bangsa kita, punya semangat solidaritas, gotong royong. Itu harus kita tunjukkan bersama-sama," jelas Joko.
Sejauh ini, pihak relawan telah membantu pemerintah menyalurkan makanan, minuman, vitamin, dan suplemen lainnya ke para tenaga kesehatan di rumah sakit rujukan serta pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di DKI Jakarta.(mr/tar)
COMMENTS