JAKARTA-Peneliti Pusat Kajian Ekonomi Politik Universitas Bung Karno, Salamudin Daeng, menyatakan miris dengan kondisi PT Pertamina (Persero), yang kondisinya semakin gawat. Temuan Bareskrim Polri yang menyatakan Pertamina rugi setiap tahun Rp25-30 triliun tidak bisa dianggap enteng.
"Ya, masa Rp30 triliun dimakan satu orang? Kalau satu orang siapa orangnya," kata Salamudin Daeng dalam pesan Whatsapp di Jakarta, Minggu (8/3/2020) malam.
"Kalau banyak orang sungguh gawat Pertamina," tambahnya.
Kawal Pembangunan Kilang Minyak Pertamina, Mafia Migas Bakal Disikat Babareskim
Menurut Salamudin Daeng, angka kebocoran yang disampaikan Bareskrim saat rapat dengan Kementerian Perdagangan itu, sungguh luar biasa besarnya.
"Kalau Bareskrim bisa menyelamatkan kebocoran tahun 2019 saja maka itu bisa membantu pemerintah untuk menalangi dana nasabah Jiwasraya, jadi tidak harus pakai dana APBN," saran Salamudin Daeng.
Seperti disitat dari Detik, Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020), mengungkapkan Pertamina rugi Rp25-30 triliun setiap tahun karena kebocoran migas.
"Rekan-rekan dari Pertamina sendiri menyampaikan bahwa mereka mengalami kerugian antara kurang lebih Rp25 sampai Rp 30 triliun setiap tahun akibat kebocoran masalah migas," katanya.
Kerugian itu dari illegal drilling (pengeboran ilegal), illegal tapping (pembobolan pipa migas) sampai juga upaya-upaya untuk menyelundupkan minyak.(mr/haluan)
COMMENTS