Unit kesehatan di kota Timisoara, Rumania barat, ditempatkan di bawah karantina pada 31 Maret. Unit itu kemudian dibuka kembali pada hari berikutnya atas perintah direktorat kesehatan masyarakat setempat (DSP). Saat itu pihak DSP bersikeras bahwa tidak ada risiko infeksi terhadap pasien dan dokter meskipun 13 anggota staf kesehatan sudah dinyatakan positif COVID-19.
"Para ibu dinyatakan negatif, tetapi bayi-bayi itu dinyatakan positif sehingga kami harus mempertimbangkan kontak mereka dengan staf medis," kata Menteri Kesehatan Rumania Nelu Tataru dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi setempat seperti dikutip dari Daily Sabah, Selasa (7/4/2020).
Tataru kemudian menuding kegagalan dalam melakukan tindakan baik oleh pejabat persalinan dan direktorat kesehatan masyarakat setempat (DSP) sebagai penyebabnya dan berjanji mengambil langkah-langkah yang tegas jika perlu. Kepala DSP setempat pun telah diberhentikan.
Bayi-bayi tersebut tidak memiliki gejala dan semua, kecuali satu dari mereka bersama dengan ibunya, telah pulang mengisolasi sendiri di rumah.
"Selama dua hari terakhir saya merasa seperti hidup dalam film horor," kata salah seorang ibu kepada situs web lokal, pressalert.ro.
"Staf tidak mengenakan topeng," katanya, menambahkan bahwa para ibu telah mendengar pada hari Rabu melalui saluran tidak resmi bahwa ada kasus virus Corona di rumah sakit.
"Pada hari Kamis rumah sakit didesinfeksi dengan kami di dalam," tukasnya.
Kasus terbaru ini menambah kekhawatiran tentang bagaimana sistem Rumania mengatasi pandemi.
Staf medis telah mengungkapkan dalam beberapa pekan terakhir tentang peralatan yang tidak memadai bagi mereka yang berada di garis depan.
Ada lebih dari 4.400 kasus infeksi virus Corona yang dikonfirmasi di Rumania sejauh ini dan 180 orang telah meninggal. Sekitar 700 dari mereka yang terinfeksi adalah petugas kesehatan.(mr/okz)
COMMENTS