KONFRONTASI- Ekonomi rakyat NKRI makin rapuh, rentan dan melemah, sumber daya ekonomi habis dikorupsi dan salah urus oleh pemerintah. Kolusi penguasa pengusaha makin kencang dan meluruhkan ekonomi bangsa, mereka membangun proyek penambangan yang merusak lingkungan, menyebabkan ketidakadilan dan kerusakan iklim bagi rakyat yang kemudian terkena banjir bandang, badai dan longsor di Kalimantan, Jatim,Sumatera dll.
Mantan Menteri Keuangan era Presiden Soeharto, Fuad Bawazier PhD mengatakan target pertumbuhan ekonomi yang selalu di pasang Pemerintahan Presiden Joko Widodo selalu konsisten salah. Hal tersebut terbukti dari target yang selalu tak pernah tercapai.Target ekonomi tinggi yang dengan percaya diri dipasang oleh pemerintah kata Fuad Bawazier menjadi salah satu faktor kenapa pertumbuhan ekonomi RI tak pernah tercapai.
"Jujur saja, saya semakin tidak percaya pada prediksi angka pertumbuhan ekonomi versi petinggi negeri yang hampir selalu terlalu tinggi dan kemudian hampir selalu juga salah meski sudah berkali-kali diralat," kata Fuad.
Argumentasi tersebut dikatakan Fuad dalam sebuah webinar bertajuk 'Meneropong Pertumbuhan Ekonomi TW 3 Imbas PPKM Darurat, Jumat (23/7/2021).
Alhasil kata dia, selama era pemerintahan Jokowi target pertumbuhan ekonomi selalu meleset. Terlebih di saat kondisi pandemi seperti ini.
Menurutnya pemerintah berkali-kali merevisi target pertumbuhan ekonomi. Meski sudah diturunkan target pertumbuhannya namun, tetap saja angkanya tak pernah tercapai.
"Tapi, yang terakhir angkanya masih salah, konsisten salah ketinggian," katanya.
Dirinya pun menduga target ekonomi yang selalu tinggi dan optimis tersebut merupakan propaganda pemerintah dengan tujuan politis dan agar para investor merasa yakin akan kondisi ekonomi Indonesia.
"Lebih kepada upaya propaganda saya lihat, bisa untuk tujuan politis, menjaga nilai tukar rupiah, menjaga optimisme masyarakat, investor, dan lain-lain," paparnya.
Namun faktanya di lapangan bahwa kondisi perekonomian Indonesia tak sebaik yang diimpikan dan seoptimis para petinggi negeri.
"Proyeksi proyeksi itu tidak didukung kondisi riil di lapangan di mana UMKM mulai menjerit, pariwisata banyak yang tumbang, dan sebagainya," pungkasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati gagal memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2021 di antara 3,7 persen hingga 4,5 persen akibat penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali.
Para analis melihat Prediksi Sri bahwa Overall growth (pertumbuhan) tahun 2021 ada di antara 3,7 hingga 4,5 ternyata tidak terbukti karena rakyat tetap ambruk daya belinya, ekonomi rakyat terkulai. Yang tumbuh cuma ekonomi konglomerat dan kaum kaya
COMMENTS