SEOUL-Kemampuan China untuk mengembangkan senjata militer canggih, terutama senjata hipersonik, membuat Amerika Serikat (AS) was-was.
Hal itu diakui langsung oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ketika berbicara di Pangkalan Udara Osan pada Rabu (1/12), ketika mengunjungi Korea Selatan.
Pangkalan Udara Osan berfungsi sebagai markas besar Komando Pasukan Gabungan AS dan Korea Selatan, yang di dalamnya berisi 28.500 tentara AS.
"(Kami) memiliki kekhawatiran tentang kemampuan militer yang terus dikejar RRC, dan pengejaran kemampuan itu meningkatkan ketegangan di kawasan, kami tahu China melakukan uji coba senjata hipersonik pada 27 Juli," kata Austin, seperti dikutip Sputnik.
"Itu hanya menggarisbawahi mengapa kami menganggap RRC sebagai tantangan utama kami. Dan kami akan terus mempertahankan kemampuan untuk bertahan dan mencegah berbagai potensi ancaman dari RRC erhadap diri kami sendiri dan sekutu kami," tambah Austin.
Kunjungan Austin ke Korea Selatan adalah bagian dari Pertemuan Konsultasi Keamanan tahunan CFC, di mana Austin dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook membahas perkembangan aliansi mereka.
Dalam komunike bersama yang dirilis pada Kamis (2/12), mereka untuk menyebutkan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan untuk pertama kalinya. (Mr/rm)
COMMENTS