KONFRONTASI-
Tokoh nas
'' Kan partai terbesar PDIP, pendukung loyal, kok takut kompetisi yg fair sih ? Ada apa ?'' RR bertanya.
''PDIP gak usah takut ambang batas (threshold) jadi 0% untuk Capres, Cagub, & Cabup, malah bagus bagi kubu Banteng,'' kata para netizen pro-Banteng.
Untuk mendapatkan pemimpin nasional terbaik dan demokratis, maka ambang batas (threshold) jadi 0% untuk Capres, Cagub, & Cabup mutlak diinginkan dan didambakan rakyat. Ayo PDIP, jadilah pelopor demokrasi sejati. Ngapain takut?
RR adalah sosok pengusung Trisakti yang berkarakter Soekarnois sekaligus pengusung ekonomi kerakyatan Bung Hatta. Humanismenya bercorak humanisme transendental Gus Dur.
Nampaknya
pertanyaan RR itu tidak terlepas dari sikap keras kepala berupa penolakan dari PDIP agar ambang batas
(threshold) jadi 0% untuk Capres, Cagub, & Cabup. Para analis melihat, respon PDIP itu sangat tak masuk akal dan hanya mencerminkan
kepentingan sempit oligarkis.
Para analis merasa aneh
dan ganjil bahwa sejak semula PDIP menolak presidential threshold atau ambang
batas presiden 0 persen. Itu mungkin karena menurut ahli filsafat Rocky Gerung,
PDIP memang berwatak pengecut dan
oligarkis. Politisi PDIP Deddy YH Sitorus menegaskan, PDIP tidak setuju dengan
usulan Ketua KPK Firli Bahuri soal presidential threshold atau ambang batas
presiden 0 persen dan mahar politik nol rupiah.
Menurut
Ketua KPK Firli Bahuri, presidential threshold atau ambang batas presiden 0
persen dan mahar politik nol rupiah berguna menghindari terjadinya money
politik pada saat pemilu dan juga agar tokoh bangsa yang memiliki potensi dan
kapablitas sebagai presiden bisa mencalonkan diri. Namun PDIP ngotot menolak
usulan yang bagus dan rasional itu dengan alasan yang semu dan sarat kepentingan
bercokol.
Analis politik Umar Hamdani MA khawatir, PDIP sungguh takut kompetisi politik yang fair dan adil, sehingga terkesan maunya menang sendiri sebagai oligarki dengan kepentingan bercokol, yang tak perduli terhadap aspirasi rakyatnya sendiri?
(berbagai sumber)
COMMENTS