KONFRONTASI- Pidato tokoh bangsa/begawan ekonomi Dr Rizal Ramli diturunkan redaksi koran internet ini mengingat banyak hal yang krusial dalam pidato tersebut. Semoga berguna bagi pembaca yang budiman.
Saya dari awal tadi bahwa kepengurusan di MUI dulu representatif, dibahas lagi oleh Ormas-ormas Islam, Muhammadiyah, NU dan lain-lain. Saya baru tahu dan ini luar biasa. Kalau MUI, Muhammadiyah , NU dan ormas Islam lainnya sudah bersatu, mestinya umat Islam jangan diatur-atur lagi dong. Selama ini mencoba diadu-adu, justru mulai kepengurusan MUI itu mewakili semua umat Islam. Dan itu modal besar untuk persatuan dan kemajuan umat Islam.
Nah, sebelum saya mulai dengan topik besarnya, dimana siang hari ini mungkinkah kita berupaya lebih maju terutama untuk ekonomi umat? Saya ingin sedikit komentar, terhadap pidato Presiden Jokowi kemarin. Beliau mengatakan bahwa pendapatan Anggaran Negara Indonesia bakal naik 23 sampai 27.000 US Dolar pada tahun 2040 sampai 2045.
Koq Pak Presiden tega-teganya kasih PHP (Pemberi Harapan Palsu) di forum yang mulia NU, Muhammadiyah dan MUI. Benar, kalau dia mau mencapai itu ekonomi Indonesia harus tumbuh di atas 8% sampai tahun 2045. Wong bisanya selama ini cuma 5% koq, kok PHP lagi, PHP lagi di forum yang sangat mulia ini.
Jadi biasakanlah di forum yang mulia kita bicara kebenaran, kita bicara fakta. Jangan dikasih mimpi yang tidak mungkin terealisir, apalagi dengan strategi kepemimpinan maupun model kepemimpinan (yang tidak baik).
Pada tegang sih semuanya, tapi mana yang lebih penting, hari ini kita masih dalam dampak Covid. Sebetulnya sebelum Covid keadaan ekonomi kita sudah go down, kan tumbuhnya di kurang dari 6% koq, tapi begitu ada Covid makin anjlok lagi. Terutama, kuartal pertama sepanjang tahun 2020 banyak jatuh, banyak pengurangan. Dana Covid diperlukan, pemerintah sibuk ngurusin anggaran total Rp 1435 Trilyun sepanjang tahun 2020 tanpa hasil sama sekali. Selama penanggulangan Covid. Ya, sibuk main anggaran doang. Besar uang 1035 Trilyun rupiah itu, barulah kuartal 1 tahun 2021 mulai lebih fokus menyusun strategi menghadapi covid, terutama yang vaksinisasi atau yang lain-lain sebagainya. Selengkapnya simak video ini:https://www.youtube.com/watch?v=wNoyoc_-n6Q
Kita kehilangan waktu Satu Tahun
Kita kehilangan waktu satu tahun , korban 120.000 orang dan ketiga anggaran yang amburadul dan tidak pertanggungjawaban. Mudah-mudahan bisa belajar dari pengalaman ini, supaya lebih baiklah. Nah pertanyaannya bisa nggak ekonomi kita pulih lebih cepat , dari mana awalnya. Saya tidak , tidak habis fikir, tidak terima akal sehat saya analisis saya, koq bisa di negara kaya ini rakyatnya yang masih miskin, terutama umat Islam. Saya nggak bisa terima.
Oleh karena itulah waktu saya muda, saya perjuangkan supaya ada undang-undang wajib belajar 6 tahun. Dabantu oleh Rendra, saya bikin anggaran anti kebodohan 3 tahun kemudian pemerintah Soeharto laksanakan undang-undang wajib belajar. Itulah mengapa kami bersama Serikat Pekerja memperjuangkan selama 2 ½ tahun agar lahir undang-undang kesehatan, akhirnya lahir Undang-undang BPJS. Social Welfare State System, karena kemampuan rakyat masih minus, bisa dibantu kalau ada Undang-undang BPJS. Pemerintah siapapun kalau menyangkut rakyat dia ogah-ogahan. Demikian pidato Gus Romli. (bersambung)
COMMENTS