JAKARTA- Berkat teknologi digital, ilmuwan berhasil merekonstruksi tengkorak dinosaurus di dalam fosil telur berumur 200 juta tahun yang ditemukan di Afrika Selatan.
Pada tahun 1976, para arkeolog menemukan sarang langka berisi 7 telur dan beberapa di antaranya mengandung embrio saat ditemukan di Afrika Selatan.
Spesies pada embrio itu diketahui adalah dinosaurus yang disebut Massospondylus carinatus, seperti dilansir dari The Guardian, Sabtu (11/4/2020).
Dinosaurus pemakan tumbuhan yang merupakan nenek moyang dari dinosaurus Sauropoda seperti Diplodocus.
Sebagian besar dinosaurus ini berjalan dengan dua kaki, dan memiliki tinggi sekitar 5 meter yang diukur dari hidung ke ekor, serta memiliki leher panjang dengan kepala kecil.
Para peneliti mencoba melakukan pemindaian CT resolusi tinggi untuk merekonstruksi tengkorak kecil dari embrio dinosaurus ini secara digital.
Rekonstruksi digital pada fosil tengkorak dinosaurus dalam telur ini memberi cahaya baru pada perkembangann hewan ini.
"Salah satu masalah terbesar ketika melihat embrio adalah banyak jaringan yang biasanya digunakan untuk menentukan tahap perkembangan dalam embrio, mereka tidak akan menjadi fosil," kata Dr Kimi Chapelle, rekan penulis penelitian dari University of Witwatersrand di Afrika Selatan.
Upaya-upaya sebelumnya untuk mengetahui bagaimana embrio dinosaurus ini menjadi dewasa yakni dengan melihat beberapa faktor. Di antaranya melihat hubungan antara beberapa bagian tengkorak.
Namun pemindaian ini, kata Chapelle, menawarkan pendekatan yang berbeda, yang memungkinkan peneliti untuk melihat tingkat pembentukan tulang dan mengeksplorasi bagian-bagian dari spesimen yang tersembunyi ini.(mr/kcm)
COMMENTS