KONFRONTASI-TMMT (The Magical Mystery Tour) ke 1, Antara InDemo, Gus Dur dan Khofifah
Dalam acara rutin diskusi online Reboan InDemo di edisi Covid-19, pasca Pandemi (2020 - 2021), InDemo secara khusus menyoroti penanganan Covid dan adanya lelaku penyelewengan yang sebabkan praktek KKN, dll yang disebabkan minimnya etika moral dan budaya.
Karena itu dr. Hariman Siregar (HS) salah satu pendiri InDemo (Indonesia Monitor Democracy) mengajak kepada forum diskusi InDemo yang terdiri dari para pemerhati, jurnalis, akademisi, aktivis gerakan dari berbagai lintas generasi, agar selalu merawat nilai-nilai etika, moral dan budaya, yang bisa dimulai dari lingkungan yang paling bawah.
Hal itu ia wujudkan dalam kegiatan religi, sebagai upaya menjaga hati, pikiran, lelaku dan mendekatkan diri kepada Tuhan YME, agar kita selalu ingat apa yang kita lakukan akan dipertanggung jawabkan kepada masyarakat di dunia dan Sang Pencipta Alloh SWT, Tuhan YME, di kehidupan akhir nanti.
Mengingat banyak keterbatasan serta keadaan pandemi Covid-19 yang belum pasti, InDemo baru bisa realisasikan tujuan itu lewat kegiatannya yang bertajuk "TMMT" (The Magical Mystery Tour). Suatu perjalanan religi dengan mengunjungi tempat-tempat sejarah terkait berdirinya dan utuhnya bangsa negara ini, salah satunya diawali dengan berkunjung ke Pesantren Tebu Ireng, Makam Tokoh NU, diantaranya Mantan Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid, di Jombang, Jawa Timur. Acara dilaksanakan pada tanggal 23 - 24 November 2021.
Tidak menutup kemungkinan, kegiatan dapat diperluas dengan kegiatan serupa ke tempat tokoh nasional lainnya, tentu disamping lakukan kegiatan konkrit kemasyarakatan lainnya, terang Ariady Ahmad ditanya disela-sela acara TMMT.
Dalam kesempatan itu, TMMT bertemu dengan Khofifah Indar Parawansa di Gedung Granadi, Kota Surabaya, Jawa Timur.
InDemo berprinsip bahwa perkawanan adalah diatas politik, maka, Khofifah yang kebetulan sebagai Pemimpin terpilih Jawa Timur, adalah tetap sebagai kawan yang baik terlepas dari kekurangan dan warna politik. Apalagi perkawan baik ini terjalin jauh sebelum ia terpilih sebagai Gubernur. Tak heran obrolan Khofifah dan para Senior InDemo, Hariman Siregar, Wiwoho, Ariyadi Achmad, Bursah Zarnubi, Beathor Surjadi, Paulus Januar, Setya Dharma, Herdi Sahrasad, Ultra Syahbunan, Santoso dan rombongan terlihat hangat, akrab dan mengalir.
Mereka sampaikan kesaksiannya dan perannya masing-masing pasca awal reformasi, mulai jaman Soeharto, Habibie hingga ancaman perpecahan bangsa jelang terpilihnya Gus Dur sebagai Presiden RI ke - 4. Banyak cerita misteri yang tak terungkap sebelumnya, seperti bagaimana Khofifah harus mengurus proses pencalonan Gus Dur ke KPU dll, begitu juga Hariman sampaikan hal-hal yang tak terungkap seputar Habibie jelang akhir jabatannya sebagai Presiden RI ke-3.
Baik rombongan "TMMT" InDemo dan Khofifah menilai bahwa langkah positif yang telah dilewati bersama awal reformasi ditengah ancaman perpecahan bangsa, perlu dijadikan cermin.
Usai orbrolan itu, Khofifah ajak kakak-kakaknya melihat kebun kecil, dipinggir sungai yang indah bersih dibelakang Gedung Gubernur Jawa Timur, tempat ia beraktifitas sehari-hari. Ia tunjukkan aneka pohon buah yang tumbuh subur, diantaranya terlihat buah Cempedak, serta beberapa buah yang menurutnya langka yakni Mentega dan Duwet Putih.
Didampingi Khofifah dan staffnya, Rombongan TMMT diantar hingga ke Bus yang dicarter InDemo untuk melanjutkan perjalanan ke Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jatim (Makam Gus Dur).
Tour TMMT, berangkat dari Klinik Baruna Cikini - Madiun - Surabaya - Jombang - Candi Gedung Songo Ungaran - kembali : Baruna, Cikini, Jakarta Pusat.
Peserta TMMT : Hariman Siregar, Wiwoho, Bursah Zarnubi, Isti Nugroho, Aryadi Achmad, Beathor Surjadi, Paulus, Setya Dharma, Herman Zein, Ultra Sahbunan, Herdi Sahrasad, Iwan Sumule, Desy, Nia, Agusto, Rinjani, Swary Utami, Zaenal, Wendy, Andre, Santoso,.
(Catatan AG)
COMMENTS