KONFRONTASI-Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menyempatkan bertausiyah di Masjid Nurul Amin, Kota Jayapura, Provinsi Papua, beberapa waktu lalu. Hal itu dilakukan Dudung di sela kunjungan kerja ke Kodam XVII/Cenderawasih. Dudung didampingi Habib Husein bin Hasyim bin Toha Baagil saat mengisi tausiyah.
Dudung juga memberikan kuliah Subuh sekaligus memberi bantuan kepada pengurus masjid. Dalam video yang diunggah akun Dispenad, Dudung menyinggung tentang implementasi rasa syukur yang sudah diciptakan oleh Allah SWT kepada hambanya untuk menunaikan sholat. Dudung pun menyebut tentang ilmana sebagai tingkatan keimanan umat Islam.
"Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat. Oleh karena itu, banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama," ujar Dudung yang mengenakan baju koko putih dan peci hitam di mimbar masjid dikutip Republika dari twitter Dispenad, Ahad (5/12).
Kepada jamaah sholat Subuh, menurut Dudung, dampak terlalu dalam mempelajari agama adalah terjadi penyimpangan.
"Akhirnya terjadi penyimpangan-penyimpangan. Kaya Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI, kalau kalian prajurit tidak memahami tidak mengerti artinya Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI," kata mantan panglima Kostrad tersebut.
Ucapan Dudung ini tak ayal kembali memicu polemik
Klarifikasi Dispenad
Klarifikasi Dispenad
Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad) meluruskan pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman saat memberikan ceramah di Masjid Nurul Amin, Kota Jayapura, Provinsi Papua, beberapa waktu lalu.
"Maksud Kasad mempelajari agama terlalu dalam akan terjadi penyimpangan, apabila tanpa guru," tulis Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Tatang Subarna, melalui akun Twitter @tni_ad pada Minggu (5/12/2021).
Klarifikasi Kadispenad mendapatkan beragam tanggapan dari netizen. Salah satunya, pemilik akun @Tilk_talk yang berkomentar "Semangat ya para prajurit di dinas penerangana. Tugas kalian sepertinya semakin berat," tulisnya.
Sedangkan, Feri ferdian meminta KSAD tidak mengurus agama. "Seharusnya pak KSAD tidak mengurus agama…itu sdh ada bidang nya…harusnya pak KSAD urus masalah papua..sdh banyak prajurit kehilangan nyawa," tulis pemilik akun @f3ripiliang.
Berbeda dengan Zeckho_ko2 yang mendukung pernyataan KSAD. "Bravo TNI AD. Klo nerjemahkan gitu aja banyak yg gak paham. Maka ajak ngopi bareng aja. Coba telisik yang koar2 framing miring ttg ucapan miring maksud ucpaan Komandan anda. Oangnya itu2 aja. Salah satunya yang Baliho Panglimanya pernah dirobohkan anggota TNI AD," tulisnya.
Sentilan KH Cholil Nafis
Ketua Majelis Ulama Indonesia bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, ikut memberikan sentilan monohok terhadap Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Sentilan ini terkait dengan statemen Jenderal Dudung yang mengingatkan agar umat Islam tidak terlalu dalam mempelajari agama Islam jika tidak ingin menyimpang.
Dalam kicauannya, kiai Cholil Nafis menyarankan agar Jenderal Dudung beralih profesi saja sebagai pemuka agama.
"Apa maksudnya jangan terlalu dalam mempelajari agama?. Saya menawarkan standardisasi da'i MUI kalau mau berganti profesi sebagai penceramah agama he hehe," kicau kiai Cholil Nafis secara satir, Minggu (5/12).
Bagi kiai Cholil, sebaiknya mantan Pangkostrad itu fokus saja pada narasi-narasi di bidangnya, yakni mempertahankan keamanan dan kedaulatan negara. Sehingga narasi yang keluar tidak dianggap keluar batas alias offside.
"Baiknya fokus pada tugas pokoknya aja, yaitu pertahanan negara dan menumpas perusuh dan pembangkang NKRI," tuturnya.
Dudung diketahui menyambangi Markas Kodam XVII/Cenderawasih di Jayapura, Papua, Selasa (23/11). Sebelumnya, ia ke Manokwari mengunjungi Markas Kodam XVIII/Kasuari. Dudung juga menyempatkan ke Timika, Kabupaten Mimika untuk bertemu prajurit Batalyon Raider 754/ENK20/3 Kostrad.
Dudung pun berpesan kepada prajurit TNI AD yang bertugas di Papua agar menyayangi masyarakat setempat. Dia meminta prajurit TNI AD jangan pernah menyakiti hati masyarakat.
"Jangan sedikit pun berpikir untuk membunuh. Kalian harus sayang masyarakat dan kalian harus tunjukkan rasa sayang kepada masyarakat Papua. Kamu harus baik pada masyarakat Papua, jangan menyakiti hati mereka," kata Dudung di Markas Batalyon Raider 754, Selasa.
Dudung menyatakan, prajurit TNI harus mampu merangkul kelompok bersenjata agar mereka bisa kembali ke pangkuan NKRI.
"Satgas tidak harus memerangi KKB, tapi mereka perlu dirangkul dengan hati yang suci dan tulus karena mereka adalah saudara kita. Keberhasilan dalam tugas bukan diukur dengan dapat senjata, namun bagaimana saudara kita bisa sadar dan kembali ke pangkuan NKRI," ujar mantan gubernur Akmil tersebut.(mr/snd/rol)
COMMENTS