KONFRONTASI- Pemilik nama asli Eva Yanthi Arnaz, dikenal sebagai Eva Arnaz merupakan artis yang terkenal pada tahun 70-an dan 80-an.
Wanita kelahiran Bukittingi, 14 Juli 1958 ini dulunya dikenal sebagai pemain film panas kondang tahun 1980-an.
Waktu itu film layar lebar sedang tenar-tenarnya.
Karena saat itu fim nasional sedang jaya-jayanya.
Apa pun produksi film nasional, termasuk film-film syuur, laris ditonton ribuan penonton.
Itu karena zaman tersebut belum ada tv swasta.
Satu-satunya tv nasional adalah TVRI, stasiun TV milik pemerintah.
Praktis, kekurangan hiburan di stasiun TV, apalagi TVRI lebih full dengan konten-konten 'corong pemerintah' membuat hiburan makin kurang.
Pada saat 'kering hiburan' tersebut Eva Arnaz berjaya. Semua film yang dia bintangi menyedot perhatian besar, termasuk film-film berbau ranjang.
Coba perhatikan saja judul-judul film berbau 'menjurus'
Sebut saja seperti Intan Perawan Kubu (1972), Kuda-Kuda Binal (1978), Musim Bercinta (1978), Nafas Perempuan (1978), Buah Terlarang (1979), Sakura Dalam Pelukan (1979), Permainan Bulan Desember (1980), Perjalanan Cinta (1980), Perempuan Bergairah (1982).
Dan masih banyak sederet film sejenis.
Seperti Maju Kena Mundur Kena (1983), Midah Perawan Buronan (1983), Barang Terlarang (1983), Terjebak Dalam Dosa (1983), Di luar Batas (1984), Noda X (1984) dan seabrek lainnya.
Eva Arnaz mengawali kariernya dari dunia model, lalu mengikuti ajang pemilihan None Jakarta tahun 1976 dan meraih juara kedua.
Prestasi sebagai Ratu Kecantikan Jakarta mengantarkannya menjadi bintang film.
Kurang lebih 50 film sudah ia bintangi, termasuk film Warkop sebagai wanita seksi.
Nama Eva melambung berkat film Intan Perawan Kubu karena ia berani bertelanjang dada di depan kamera.
Sejak saat itu ia mendapat julukan Bom S*ks.
Dulu terkenal sebagai bintang panas, kini ia berubah drastis.
Seiring dengan pertambahan usia yang makin tidak muda, Eva Arnaz makin mendekatkan dirinya pada Tuhan.
Tentu satu metamorfosa yang sangat menggembirakan karena dia mengarah ke religius.
Kini kepala wanita cantik ini sudah berbalut hijab sejak tahun 1991, lalu ia mengubah namanya menjadi Siti Syarifah.
Dunia hiburan film panas sudah ia tinggalkan.
Ia merasa jenuh dengan dunia film dan merasa hasil keringatnya di sana tidak berkah.
Saat ini ia banting setir di dunia bisnis jualan baju Muslim dan makanan seperti lontong sayur.
Meski hasilnya tak seberapa, namun ia bahagia dengan usahanya.
Tak Semua Film Panas
Seperti dikutip dari Wikipedia, debut film Eva Arnaz yang terkenal adalah Duo Kribo (1978) arahan Eduard Pesta Sirait dan Eva berpasangan dengan Achmad Albar.
Nama Eva melejit berkat film Intan Perawan Kubu karena keberaniannya bertelanjang dada.
Dari situlah Eva mendapat julukan bintang bom seks. Film-film Eva berikutnya sebagian besar merupakan film yang penuh adegan seks atau adegan kekerasan, seperti Serbuan Halilintar, Membakar Matahari, Lima Cewek Jagoan, Gadis Bionik, Perempuan Bergairah, Kupu-Kupu Beracun, Warok Singo Kobra, Cewek Jagoan Beraksi Kembali, Midah Perawan Buronan, Jaka Sembung, Bergola Ijo, Buah Terlarang, Terjebak Dalam Dosa, Montir-Montir Cantik, Gadis di Atas Roda, Pasukan Berani Mati, dan sebagainya.
Sayangnya karena sosok Eva yang terlalu lekat dengan peran-peran seks dan laga, banyak yang lupa bahwa Eva pernah membintangi film-film romantis.
Antara lain, Sakura Dalam Pelukan berpasangan dengan pebulutangkis Liem Swie King dan Lembah Duka (sebagai mama-san), film penguras air mata yang mendapat pujian waktu itu.
Selain itu Eva main di film komedi bersama Warkop sampai lebih dari lima judul, antara lain Manusia 6 Juta Dollar, Tahu Diri Dong, Pokoknya Beres, Sabar Dulu Dong, Lupa Aturan Main, Maju Kena Mundur Kena, Depan Bisa Belakang Bisa, Pintar Pintar Bodoh dan Atas Boleh Bawah Boleh. Dalam film-film Warkop ini, Eva lebih dikenal karena keseksian tubuhnya yang memang menjadi salah satu daya tarik film-film Warkop saat itu.
Untuk komedi non-Warkop ia sempat terlibat dalam film garapan Nya Abbas Acup, Cintaku di Rumah Susun film yang masuk unggulan FFI waktu itu, film Barang Titipan dan Antri Dong. Film inilah yang membantah anggapan orang bahwa kelebihan Eva di film hanya karena keberaniannya dalam peran buka-bukaan.
Kini Eva Arnaz sudah bermetamorfosa ke arah jauh lebih baik, jauh lebih religius, jauh lebih berkah.
Satu hal yang patut disyukuri!
(mr/tribun)
COMMENTS