Kasus Corona di Afrika Rendah, Apa Rahasianya?

AFRIKA-Negara-negara di benua Afrika cepat tanggap menghadapi wabah virus corona yang menjadi pandemi saat ini.

Awal tahun ini, ketika laporan pertama dari virus bernama resmi Covid-19 ini mulai keluar dari China, banyak pengamat kesehatan global yang cemas jika virus tersebut mulai menyebar di Afrika.

Kecemasan itu menjadi kenyataan ketika selang dua bulan kemudian, virus itu pun menyebar hingga ke Afrika. Namun sejauh ini, data per akhir pekan kemarin, jumlah kasus infeksi virus corona di Afrika cenderung rendah.

Hingga Sabtu (21/3), lebih dari separuh negara di benua itu, tepatnya 36 dari 54 negara di Afrika telah mengkonfirmasi kasus infeksi. Di antara negara Afrika yang mengkonfirmasi kasus infeksi, Afrika Selatan menjadi negara dengan kasus tertinggi, tepatnya ada 150 kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi.

Meskipun demikian, banyak negara di Afrika merespons pandemi tersebut secara agresif walau jumlah kasus yang dilaporkan masih sedikit.

Di Nigeria, misalnya, kota terbesar di negara tersebut, Lagos, segera menutup sekolah tidak lama setelah delapan kasus infeksi virus corona dikonfirmasi secara nasional.

Di Afrika Selatan, pemerintahnya segera melarang pengunjung dari negara-negara berisiko tinggi, menutup sekolah dan dengan cepat membuka pusat pengujian drive-through di Johannesburg.

Sejauh ini, jumlah kasus infeksi virus corona di benua Afrika masih cenderung sedikit jika dibandingkan dengan benua lainnya, seperti Asia dan Eropa.

Kepala wilayah Afrika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Matshidiso Moeti mengatakan pada pekan lalu,  ebagian besar kasus infeksi virus corona di Afrika diimpor dari Eropa. Sejauh ini, memang ada transmisi virus di antara warga di Afrika, namun jumlahnya masih sedikit.

"Meskipun mungkin ada beberapa infeksi yang tidak terdeteksi, kami tidak berpikir ini jumlahnya sangat besar," kata Moeti.

Para peneliti banyak yang mempertanyakan apakah Afrika, entah bagaiman,a kurang rentan terhadap virus corona. Atau kah itu masih dalam fase awal epidemi.

Moeti sendiri berspekulasi bahwa jumlah kasus yang rendah di Afrika mungkin disebabkan karena Belahan Bumi Selatan baru saja keluar dari musim panas.

"Di negara-negara Amerika selatan, ada juga yang menyebar tetapi belum sama dengan yang kita lihat di Global Utara. Jadi kami berusaha memahami apakah ini bisa terkait dengan suhu atau cuaca," katanya dalam konferensi video, seperti dimuat npr.org.

"Kami memiliki musim flu yang berbeda di bagian selatan benua dan beberapa negara Afrika Timur. Dari kesimpulan ini, kami mungkin memprediksi, mungkin dalam beberapa bulan ketika musim dingin tiba di Selatan, untuk melihat peningkatan tingkat penularan virus ini," sambungnya.

Meski demikian, banyak pakar yang mempertanyakan soal kemungkinan jumlah kasus infeksi virus corona di Afrika yang dikonfirmasi sangat rendah terjadi karena virus tersebut tidak terdeteksi.

Pasalnya, pada awal Februari lalu saja, negara yang siap melakukan tes virus corona hanya Senegal dan Afrika Selatan.

WHO sendiri telah membantu 43 negara Afrika lainnya untuk membangun atau menambah laboratorium nasional mereka sehingga mereka juga dapat menguji virus ini.

Kapasitas keseluruhan laboratorium tersebut rendah, dan tes harus dilakukan di ibu kota. Tetapi mencapai level dasar kemampuan pengujian dalam negeri dapat menjadi sangat penting ketika perbatasan ditutup dan transportasi udara internasional terhenti.

Moeti sendiri mengakui bahwa mengelola wabah besar di Afrika kemungkinan sulit. Namun WHO memberikan dua rekomendasi utama yakni menjaga jarak dan mencuci tangan secara sosial.

"Terkadang keluarga tinggal di rumah-rumah di mana Anda tidak memiliki kamar tidur untuk setiap anggota keluarga," kata Moeti.

"Selain itu mereka mungkin berada di rumah-rumah yang tidak memiliki air yang mengalir sehingga kemungkinan mencuci tangan dengan cara yang disarankan dengan sabun merupakan tantangan dalam keadaan itu," tambahnya.(mr/rm)

COMMENTS

Nama

EKBIS,627,ENGLISH,76,FEED,52,FOKUS,267,GLOBAL,1236,HIBURAN,402,INTERNASIONAL,1,IPTEK,523,NASIONAL,2321,OLAHRAGA,394,OPINI,153,PROMOTE,1,RAGAM,1990,RELIGI,55,
ltr
item
WEB: Kasus Corona di Afrika Rendah, Apa Rahasianya?
Kasus Corona di Afrika Rendah, Apa Rahasianya?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKbKcKJ_O6P3EP_K5Hvjf7yHVyWA0aIpj1iUdbicE-4MwJ27HInffDEdMFylUKkJE2CS9aah-dQTRlSnZlPCZZysZbOpqsyXcWT4fozM3RZjlkTfJrbl944NeCUui-PoZJQj5qobXpOKw/s320/images+%252832%2529-753017.jpeg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKbKcKJ_O6P3EP_K5Hvjf7yHVyWA0aIpj1iUdbicE-4MwJ27HInffDEdMFylUKkJE2CS9aah-dQTRlSnZlPCZZysZbOpqsyXcWT4fozM3RZjlkTfJrbl944NeCUui-PoZJQj5qobXpOKw/s72-c/images+%252832%2529-753017.jpeg
WEB
https://web.konfrontasi.com/2020/03/kasus-corona-di-afrika-rendah-apa.html
https://web.konfrontasi.com/
https://web.konfrontasi.com/
https://web.konfrontasi.com/2020/03/kasus-corona-di-afrika-rendah-apa.html
true
3749342254488479250
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By HOME PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy