WASHINGTON-Banyak yang mengatakan bahwa kematian George Floyd adalah karena rasisme. Persoalan ras dan perbedaan masih menghantui Amerika Serikat.
Namun, tidak semua berpandangan sama.
Deputi Sekretaris Kementerian Keamanan Dalam Negeri Amerika, Ken Cuccinelli, berkeyakinan apa yang terjadi pada Floyd bukan hanya perkara rasialisme tetapi lebih kepada penyalahgunan wewenang.
Cuccinelli mengatakan, bahwa George Floyd tetap tidak akan selamat dari kekejaman polisi apabila dirinya berkulit putih.
"Apa yang saya dapatkan dari rekaman video (pembunuhan Floyd) selama 8,5 menit tersebut adalah seorang bully, yang menyalahgunakan wewenang dan posisinya, ini bukan sekadar rasialisme," ujar Cuccinelli, dikutip dari CNN, Senin (8/6).
Kerusuhan besar yang terjadi di beberapa wilayah di Amerika Serikat dipicu dari kematian Floyd yang mengalami kekerasan dari aparat yang menangkapnya.
Bukan hanya Cuccinelli yang memiliki pendapat seperti itu, tetapi juga kolega-koleganya yang sama-sama berada di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Kubu Trump membantah pernyataan rasialisme sudah terinstitusionalisasi di dalam aparat penegak hukum. Menurut mereka, kasus Floyd adalah kasus perisakan dan penyalahgunaan wewenang.
Floyd berurusan dengan aparat polisi yang secara kebetulan memiliki banyak masalah. Cuccinelli meyakini bahwa rekam jejak Derek Chauvin akan tersebar dan publik mengetahui ia adalah polisi yang punya catatan merah yang panjang.
"Benar bahwa ada figur rasis di dalam tubuh penegak hukum, namun mereka minoritas. Sementara, saya rasa problem yang lebih jelas adalah bullying," ujar Cuccinelli.(mr/rm)
COMMENTS