KONFRONTASI-Kementerian Kesehatan Filipina mengatakan tengah menyelidiki penggunaan ilegal vaksin virus corona (Covid-19).
Penyelidikan itu dilakukan setelah salah satu penasihat Presiden Rodrigo Duterte mengaku telah menerima suntikan vaksin Sinopharm dari China yang diselundupkan ke negara Asia Tenggara itu.
Padahal, Filipina sejauh ini belum memulai vaksinasi corona. Pemerintahan Presiden Duterte itu bahkan belum menerima vaksin corona dari produsen manapun meski jumlah kasus dan kematian akibat Covid-19 menjadi salah satu yang tertinggi di Asia.
Badan Administrasi Makanan dan Obat (FDA) sampai saat ini belum mengeluarkan persetujuan penggunaan vaksin Sinopharm.
Sinopharm juga belum mengajukan izin penggunaan darurat vaksinya di Filipina kepada FDA.
Kedua hal itu lantas membuat setiap impor dan distribusi vaksin merupakan tindakan ilegal.
"Kami sedang menyelidiki insiden ini karena tidak baik mempelajari inokulasi vaksin yang tidak melalui prosedur dengan tepat," kata Kepala FDA Filipina, Enrique Domingo.
Sejauh ini, Sinopharm belum buka suara terkait dugaan vaksin yang beredar ilegal di Filipina.
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Filipina, Rosario Vergeire, mengatakan penerima vaksin ilegal juga bisa dikenai sanksi.
Dalam kolom surat kabar Filipina pada 20 Februari lalu, salah satu penasihat Duterte, Ramon Tulfo, mengungkapkan bahwa ia telah menerima dosis pertama vaksin Sinopharm pada Oktober lalu.
Vaksin yang ia pakai, kata Tulfo, berasal dari pasokan yang juga digunakan oleh salah satu ajudan Duterte.
"Saya mendapatkan vaksin dari seorang teman yang menyelundupkannya ke negara itu," kata Tulfo kepada One News seperti dikutip AFP, Rabu (24/2).
Tulfo memaparkan bahwa selain dia, beberapa pejabat pemerintahan Duterte lain juga telah menerima suntikan vaksin Sinopharm.
Tulfo bahkan mengatakan dia tidak merasa bersalah telah menggunakan vaksin corona ilegal.
Sementara itu, pada bulan lalu, pengawal Duterte mengaku telah menerima vaksin corona ilegal tanpa sepengetahuan sang presiden. Insiden itu memicu kritik dari anggota parlemen tentang akses istimewa terhadap vaksin yang masih jarang dan pelanggaran hukum.
Pengakuan Tulfo menambah spekulasi publik Filipina bahwa vaksin corona tersedia di pasar gelap.(mr/cnn)
COMMENTS