INDIA-Kelompok Hindu garis keras menyerang dan membakar rumah seorang mantan menteri luar negeri India, menurut keterangan kepolisian, dalam insiden terbaru kekerasan umat beragama yang disebut meningkat di bawah Perdana Menteri Narendra Modi.
Salman Khurshid, seorang Muslim dari partai Kongres yang menjadi oposisi utama, menerbitkan buku bulan lalu di mana dia membandingkan nasionalisme Hindu yang berkembang di bawah Modi dengan "kelompok ekstremis" seperti ISIS.
Polisi mengatakan, gerombolan sekitar 20 orang dari kelompok Hindu garis keras lokal berkumpul di luar rumah Khurshid di dekat kota Nainital pada Senin.
"Mereka meneriakkan slogan-slogan, melempar batu, merusak beberapa jendela, menggedor (gerbang) dan membakar (sebuah pintu)," kata kepala kepolisian setempat, Jagdish Chandra kepada AFP.
Koran Times of India melaporkan, kelompok tersebut membakar sebuah patung Khurshid, mengeluarkan tembakan dan mengancam menantu penjaga rumah dengan pistol.
Khurshid, yang menjabat sebagai menteri luar negeri dari 2012 sampai 2014, sedang keluar bersama keluarganya saat insiden terjadi. Dia kemudian mengunggah foto-foto setelah serangan di media sosial.
"Memalukan adalah kata yang sangat tidak berguna," tulis Khurshid (68) di media sosial, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (17/11).
"Saya berharap membuka pintu untuk kawan-kawan saya yang telah melakukan kejahatan ini. Apakah saya masih salah untuk mengatakan ini bukan Hindu?" lanjutnya.
Para aktivis mengatakan, minoritas di negara mayoritas Hindu India telah menghadapi meningkatnya diskriminasi dan kekerasan sejak partai Bharatiya Janata Party (BJP) Narendra Modi berkuasa pada 2014. Pada 2020, Komisi AS untuk Kebebasan Beragama Internasional memasukkan India dalam daftar negara yang mengkhawatirkan untuk pertama kalinya sejak 2004. Daftar ini berlanjut pada 2021.
Negara bagian Uttarakhand, di mana insiden terbaru ini terjadi, nampaknya menjadi titik api khusus. Bulan lalu, gerombolan sekitar 200 orang dilaporkan menyerang sebuah gereja. Ketua BJP setempat mengatakan bangunan itu digunakan untuk "perkumpulan mencurigakan".
Anggota parlemen ternama dari partai Kongres, Shashi Tharoor mengatakan serangan terhadap rumah Khurshid "memalukan".
"Khurshid adalah seorang negarawan yang selalu menyutakan visi negara yang moderat, sentris, inklusif secara di dalam negeri," jelasnya di Twitter.
"Meningkatnya intoleransi dalam politik kita seharusnya dicegah oleh mereka yang berkuasa." (mr/mdk)
COMMENTS