MOSKOW-Rusia tampaknya meminta Turki untuk menghentikan kerjasama militer dengan Ukraina di tengah ketegangan yang meningkat antara Moskow dan Kyiv.
Dari laporan Deutsche Welle Turkish, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu lewat pembicaraan telepon pada Jumat (19/11).
Lavrov mendesak Cavusoglu untuk menganggap serius kekhawatiran Moskow mengenai kerjasama militer dan teknis antara Turki dan Ukraina.
"Sejumlah masalah regional dibahas, dengan fokus pada situasi di Ukraina," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Peringatan itu dikirimkan kepada Ankara, sehari setelah Ukraina menyetujui perjanjian kerangka kerjamiliter dengan Turki.
Ukraina menjadi salah satu negara pertama yang membeli drone bersenjata Bayraktar TB2 Turki pada 2019.
Reuters melaporkan, Ukraina menggunakan teknologi itu untuk pertama kalinya untuk menyerang posisi yang dikendalikan oleh separatis pro-Rusia di wilayah Donbas pada Oktober, menghancurkan unit artileri.
Moskow sangat menentang penjualan senjata Turki ke Ukraina, mengklaim bahwa mereka semakin membuat kawasan itu tidak stabil, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Ankara.
Lavrov pada Mei memperingatkan Turki terhadap apa yang dia katakan sebagai upaya untuk memicu "sentimen militeristik" di Ukraina setelah Presiden Turki Recep Tayyip ErdoÄŸan menjanjikan dukungan kepada Kyiv di tengah penumpukan pasukan Rusia di sepanjang perbatasannya. (Mr/rm)
COMMENTS