KONFRONTASI - Para aktivis dan analis menilai, Kleptokrasi (pemerintahan para pencuri/maling) semakin bercokol di negeri ini, terutama di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang. Ini agaknya menjadi watak penguasa hari ini, dan ini lebih berbahaya dari pemerintahan yang menganut sistem kapitalisme. Oligarkisme adalah bagian dari kekuatan prokleptokrasi, berlawanan dengan demokrasi sehingga Oligarki selalu mempertahankan threshold untuk Pilpres, Pileg dan pilkada. Itulah kejahatan ekonomi-politik oligarki di Indonesia..
Oligarki itu membunuh demokrasi substansial, Oligarki justru membajak demokrasi dan mengendalikan istana, kabinet, DPR-RI, dan parpol parpol koalisi. Oligarki haus pertumbuhan ekonomi, materialisme, dengan mengorbankan/merusak lingkungan hidup.’’ Oligarki itu musuh rakyat Indonesia, hanya menunggu jadi bom waktu,’’ kata Bennie Akbar Fatah, aktivis senior Gerakan 1998 dan mantan ketua tim 11 KPU 1999 era Habibie.
Begawan Ekonomi Dr Rizal Ramli saat menjadi narasumber dalam acara bedah buku dan diskusi karya Gde Siriana berjudul "Keserakahan di Tengah Pandemi" pada Kamis (9/12), mengatakan, "Kalau kita percaya dengan filosofi Pancasila, UUD 1945, kita dari awal tidak mau serakah. Kita menentang kapitalisme ugal-ugalan," tegas RR.
"Mereka lihat ekses dari kapitalisme ugal-ugalan, sehingga mereka menolak, tapi juga tidak mau sistem komunis. Mereka pilih jalan di tengah," tuturnya.
Sialnya, masih kata RR, yang terjadi dewasa ini di Tanah Air bukan kapitalisme itu sendiri. Melainkan, lebih cenderung pada praktik-praktik kleptokrasi.
"Kapitalisme itu competitive, ada governance, transparancy, accountability, yang terjadi ini ya bahasa sopannya negara kleptokrasi. Negara kleptokrasi lebih gawat dari sistem kapitalisme," tegasnya. "Kapitalisme itu ada kompetisi, ada Trias politica sembari lembaga-lembaga saling ngawasin," demikian RR.
COMMENTS