Rizal Ramli Dipercaya Mampu Mengatasi Krisis kepemimpinan dan Dominasi Oligarki yang menjerumuskan NKRI menjadi Negara Kleptokrasi, Negara Gagal

KONFRONTASI- Para aktivis, analis dan akademisi melihat dan menilai, terkait pergantian kepemimpinan nasional dan pemilu presiden ke depan, isu capres Jawa versus Non Jawa menjadi isu dangkal, kuno, usang, dan elitis. Isu tersebut menjadi tidak relevan lagi dalam konteks mengatasi kompleksitas masalah kebangsaan dan kenegaraan yang semakin kelam : krisis ekonomi, korupsi dan pandemi yang melumpuhkan NKRI.  Indonesia sudah semakin dipengaruhi oleh globalisasi, namun terancam menjadi bangsa pariah karena krisis kepemimpinan dan dominasi oligarki yang menjerumuskan NKRI menjadi negara kleptokrasi dan negara gagal, failed state. 
Masa depan Indonesia tidak menentu dan tak ada kepastian karena krisis kepemimpinan dan inkompetensi elite penguasa yang gagal membawa NKRI keluar dari kemelut ekonomi, korupsi dan pandemi: utang menggunung sampai ribuan trilyun rupiah, BUMN-BUMN bangkrut dan sektor  swasta bangkrut pula, banyak perusahaan menjadi korporasi zombie.



Globalisasi telah membuat dunia jadi satu desa-global, dan kosmopolitanisme telah menjadi karakter/watak yang lumrah bagi anak anak bangsa kita. Karena itu, hal tersebut dengan sendirinya telah menggerus primordialisme, feodalisme dan konservatisme di masyarakat kelas menengah dan  aristokrat.

Karena itu, masuk akal kalau Tokoh Nasional Rizal Ramli (RR) mengatakan, isu Jawa dan Non Jawa telah menjadi topik usang dan diskusi hampa dalam kancah perpolitikan Indonesia. Hal itu, katanya, bisa dilihat dari jejak Presiden RI yang pernah ada.
“Bung Karno hanya separoh Jawa. Megawati hanya seperempat Jawa. BJ Habibie separoh Jawa. Gus Dur, katanya keturunan campur2,'' kata RR.
Yang mungkin murni Jawa hanya Soeharto, SBY dan Jokowi . Itupun faktanya masih dipertanyakan publik sebab Indonesia adalah melting pot budaya di Asia Tenggara.


Menurut Rizal Ramli, isu Jawa-non Jawa sesungguhnya sudah hilang sejak Sumpah Pemuda 1928. “Orang Jawa murni yang seangkatan Bung Karno bahkan yang lebih senior dan yang berpendidikan tinggi seperti KRT Radjiman Wediodiningrat, Ketua BPUPKI, selanjutnya tokoh-tokoh Masyumi seperti Kasman Singodimedjo, Prawoto Mangkusasmito, Ki Bagus Hadisasmito dll. Atau yang lebih muda misalnya Mr Roem dsb. Lalu, mengapa yang terpilih jadi Presiden yakni Bung Karno yang hanya separoh Jawa. Padahal jaman itu masih sangat sukuisme,” ujar Rizal Ramli.



Disentuh Gus Dur

Akademisi Universitas Paramadina Herdi Sahrasad mengatakan, tokoh nasional Rizal Ramli (RR) sejak lama sudah “disentuh” oleh mendiang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)/NU yang sangat berwatak/berjiwa kosmopolitan,  humanis tulen dan NU adalah organisasi Jawa yang paling besar. Untuk diketahui, Jawa NU merupakan etnis terbesar pertama di Lampung, nomor dua di Sumut, Sumbar, Riau, dan menjadi nomor pertama di seluruh Kalimantan.  ``Sehingga Siapa yang didukung NU kultural akan menang (bukan semata NU struktural dan  official yang biasanya hanya soal pragmatisme saja),`` kata peneliti senior Paramadina ini yang juga cucu Kyai NU di kawasan Bagelen Kedu seperti dikutip Konfrontasi.com.



Tokoh nasional Rizal Ramli atau akrab dipanggil Gus Romli oleh kalangan santri nahdliyin (NU), kata Herdi, sangat dekat dan  diterima oleh NU kultural. ``Dia Juga alumni kehormatan Pasantren Gontor dan anggota keluarga besar Pesantren Tebu Ireng Jombang,`` ujar Herdi. 

Herdi mengatakan, mantan Menko Perekonomian itu memang kurang Njawani. Namun dia memiliki gaya artikulasi dan aksi/style yang transparan, jujur, dan terbuka, karena itu, diterima oleh masyarakat Jawa.

``Memang RR mungkin kurang Njawani untuk kultur Solo-Jogja yang masih feodal, tetapi  gaya artikulasi dan aksi/style yang RR lakukan sungguh transparan, jujur, terbuka dan candid hangat diterima masyarakat Jawa Timur, pantai utara Jateng, Banyumas dan Jawa Barat, Banten dll,`` imbuh Herdi Sahrasad.




 
Berpihak pada Kepentingan Rakyat Kecil

Adhie Massardi, mantan Jurubicara Presiden RI Abdurrahman Wahid mengatakan, sejak usia 6 tahun, Rizal Ramli sudah biasa berbahasa Sunda karena dia hijrah atau tinggal di Bogor.

``Bahkan sejak umur 6 tahun, RR biasa bahasa Sunda karena dia hijrah/tinggal Bogor, RR sangat memahami budaya Sunda dan sudah jadi orang Sunda hibrida yang merakyat,`` ujar Adhie Massardi.

Arief Gunawan seorang jurnalis senior dan pemerhati sejarah  mengatakan, bang RR memiliki  cross-cultural links dengan NU. Karena itu soal Jawa-Non Jawa sudah tidak relevan lagi, tidak relevan selamanya dalam konteks pemilu dan pilpres.

Rizal Ramli juga telah merasakan pengalaman pahit getir dalam hidupnya yang membuat  tokoh nasional Rizal Ramli (RR) selalu memihak kepentingan rakyat kecil, membela rakyat banyak dan bangsanya yang masih miskin.

“Bang RR juga bekerja untuk kepentingan rakyat kecil, berpihak pada rakyat selama 11 bulan di Kabinet Jokowi, tapi malah disingkirkan dan didepak Jokowi karena kuatnya intervensi penguasa pengusaha (Peng-Peng) dan oligarki/taipan hitam yang bercokol dibalik layar kekuasaan,” ujarnya. 

Masyarakat Sunda (Jabar) telah menyerahkan Pusaka Kujang sebagai simbol kepercayaan dan kepemimpinan pro-rakyat masa kini dan masa depan, juga untuk mendukung RR maju di pilpres mendatang. Banyak orang Sunda dan Jawa mengungkapkan, Rizal Ramli dipercaya mampu mengatasi Krisis kepemimpinan dan Dominasi Oligarki yang menjerumuskan NKRI menjadi negara kleptokrasi dan negara gagal.

“Mari kita berjuang tanpa kebencian,” ujar Herdi Sahrasad, pengamat politik yang sempat jadi visiting fellow di Departemen Politik University of California Berkeley, USA,  Kahin Centre Cornell University New York  dan CSEAS Monash University Australia itu. (red/Very/sumber2)

COMMENTS

Nama

EKBIS,627,ENGLISH,76,FEED,52,FOKUS,267,GLOBAL,1236,HIBURAN,402,INTERNASIONAL,1,IPTEK,523,NASIONAL,2321,OLAHRAGA,394,OPINI,153,PROMOTE,1,RAGAM,1990,RELIGI,55,
ltr
item
WEB: Rizal Ramli Dipercaya Mampu Mengatasi Krisis kepemimpinan dan Dominasi Oligarki yang menjerumuskan NKRI menjadi Negara Kleptokrasi, Negara Gagal
Rizal Ramli Dipercaya Mampu Mengatasi Krisis kepemimpinan dan Dominasi Oligarki yang menjerumuskan NKRI menjadi Negara Kleptokrasi, Negara Gagal
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgF8-EhO2FiBSgvfMPKAqB_HnWZA8mY6f0HfJg8ITrTWUv4v_6vSqfKx3ZRNvav1Ha1iVvrILT3AZA_k96uq5vZHBIOe-UZ17eMb01iOejyDtn7eYAlT3hSufBIeZrlMQLWouTsotS8_M-F_Yta0KPZymaGG491NJ4cPeMJLR83bFEtTj37t64y9Wzx2g=s320
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgF8-EhO2FiBSgvfMPKAqB_HnWZA8mY6f0HfJg8ITrTWUv4v_6vSqfKx3ZRNvav1Ha1iVvrILT3AZA_k96uq5vZHBIOe-UZ17eMb01iOejyDtn7eYAlT3hSufBIeZrlMQLWouTsotS8_M-F_Yta0KPZymaGG491NJ4cPeMJLR83bFEtTj37t64y9Wzx2g=s72-c
WEB
https://web.konfrontasi.com/2021/12/rizal-ramli-dipercaya-mampu-mengatasi.html
https://web.konfrontasi.com/
https://web.konfrontasi.com/
https://web.konfrontasi.com/2021/12/rizal-ramli-dipercaya-mampu-mengatasi.html
true
3749342254488479250
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By HOME PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy