JAKARTA- Penyebaran COVID-19 sangat cepat. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 ini bahkan sudah menjangkit lebih dari 1,8 juta orang di seluruh dunia. Sayangnya hingga saat ini masih belum ada vaksin atau obat untuk penyakit tersebut. Sebagai alternatif, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui chloroquine (obat malaria dan radang sendi) sebagai obat darurat COVID-19.
Sementara itu di China, Favilavir (obat anti virus) digunakan sebagai pengobatan COVID-19. Beberapa perusahaan farmasi telah menguji dan mengembangkan vaksin, berikut beberapa kandidat vaksin COVID-19 yang masih dikembangkan, seperti dilansir dari laman Clinical Trial Sarena, Rabu (15/4/2020).
1. Vaksin Fusogenix DNA
Entos Pharmaceuticals mengembangkan vaksin DNA Fusogenix. Perusahaan sedang berupaya mengembangkan muatan optimal yang mengandung beberapa protein epitop yang berasal dari protein SARS-COV-2, yang akan merangsang respons kekebalan dalam tubuh untuk mencegah infeksi COVID-19.
2. ChAdOx1 nCoV-19
Vaksin ChAdOx1 nCoV-19 dikembangkan oleh Universitas Oxford yang merupakan vektor vaksin adenovirus yang dikembangkan oleh Jenner Institute. Universitas sedang menguji vaksin dalam uji klinis yang direncanakan akan dilakukan di Wilayah Lembah Thames. Sekitar 510 sukarelawan berusia antara 18 tahun dan 55 tahun akan terdaftar untuk penelitian ini.
3. Gimsilumab
Roivant Sciences memajukan pengembangan Gimsilumab sebagai antibodi monoklonal manusia stadium klinis. Obat tersebut menargetkan faktor stimulasi koloni granulosit-makrofag (GM-CSF), yang merupakan sitokin pro-inflamasi yang ditemukan dalam kadar tinggi dalam serum pasien COVID-19.
Menargetkan GM-CSF diharapkan dapat mengurangi kerusakan paru-paru dan mengurangi tingkat kematian pada pasien COVID-19.
4. AdCOVID
Altimmune telah bekerja sama dengan University of Alabama di Birmingham (UAB) untuk mengembangkan vaksin intranasal dosis tunggal untuk COVID-19 bernama AdCOVID. Perusahaan saat ini sedang melakukan studi imunogenisitas setelahnya, materi uji klinis fase satu mana yang akan dikembangkan.
5. TJM2
I-Mab Biopharma mengembangkan TJM2 sebagai pengobatan untuk badai sitokin pada pasien yang menderita infeksi COVID-19 parah. Obat ini menargetkan faktor stimulasi koloni granulosit-makrofag manusia (GM-CSF), yang bertanggung jawab untuk peradangan akut dan kronis.
Perusahaan akan memulai pengembangan setelah menerima persetujuan untuk aplikasi Investigational New Drug (IND) dari FDA.
6. VLP
Medicago mengembangkan kandidat obat melawan COVID-19 setelah memproduksi Virus-Like Particles (VLP) dari virus corona. Perusahaan telah membentuk kolaborasi dengan Pusat Penelitian Penyakit Menular Universitas Laval untuk mengembangkan antibodi terhadap SARS-CoV-2.
7. AT-100
Airway Therapeutics sedang mengeksplorasi protein rekombinan manusia baru bernama AT-100 (rhSP-D) sebagai pengobatan untuk COVID-19. Perusahaan telah mengumumkan pengajuan dengan Respiratory Diseases Branch dari National Institutes of Health untuk mengevaluasi obat tersebut.
AT-100 telah menunjukkan kemanjuran dalam studi praklinis dalam mengurangi peradangan dan infeksi di paru-paru, sementara juga menghasilkan respons kekebalan terhadap berbagai penyakit pernapasan.
8. TZLS-501
Tiziana Life Sciences sedang mengembangkan antibodi monoklonalnya bernama TZLS-501 untuk pengobatan COVID-19. TZLS-501 adalah reseptor anti-interleukin-6 manusia (IL-6R), yang membantu dalam mencegah kerusakan paru-paru dan peningkatan kadar IL-6.
Obat ini bekerja dengan mengikat IL-6R dan menipiskan jumlah IL-6 yang bersirkulasi dalam tubuh sehingga mengurangi peradangan paru-paru kronis.
9. OYA1
OYA1 yang dikembangkan OyaGen telah menunjukkan kemanjuran antivirus yang kuat terhadap virus corona dalam esai laboratorium. Vaksin ditemukan lebih efektif daripada chlorpromazine HCl dalam menghambat SARS-CoV-2 dari replikasi dalam kultur sel.
OYA1 sebelumnya disetujui sebagai obat baru investigasi untuk mengobati kanker tetapi ditinggalkan karena kurang kemanjuran. OyaGen berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang obat untuk menentukan kemanjuran dalam mengobati virus corona.
10. BPI-002
BPI-002 yang dikembangkan oleh BeyondSpring's merupakan agen molekul kecil yang diindikasikan untuk mengobati berbagai infeksi termasuk COVID-19. Ia memiliki kemampuan untuk mengaktifkan sel T CD4+ dan sel T sitotoksik CD8+ dan menghasilkan respons imun dalam tubuh.
Jika dikombinasikan dengan vaksin COVID-19 lainnya, obat ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan perlindungan jangka panjang terhadap infeksi virus.(mr/okz)
COMMENTS