SYDNEY- Seruan boikot diplomatik atas penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin yang akan dilaksanakan di Beijing pada 2022 semakin kencang disuarakan sejumlah negara Barat.
Mengikuti langkah Amerika dan Inggris, Australia juga kini dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk tidak mengirim pejabat pemerintah ke pesta olah raga empat tahunan tersebut sebagai bentuk protes atas dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di Xinjiang, China.
Dilaporkan Sydney Morning Herald pada Kamis (25/11), politisi Australia dari koalisi Liberal-Nasional yang berkuasa dan partai oposisi Partai Buruh mendesak pemerintah untuk memboikot acara tersebut, yang akan diadakan pada Februari 2022.
"Keputusan tentang perwakilan (Australia) di Olimpiade Musim Dingin Beijing belum dibuat," kata juru bicara Menteri Olahraga Richard Colbeck, seperti dikutip dari Reuters menanggapi laporan tersebut.
Pekan lalu Presiden Joe Biden mengatakan Amerika Serikat sedang mempertimbangkan boikot diplomatik Olimpiade, sebuah langkah yang akan ditujukan untuk memprotes catatan hak asasi manusia China, termasuk apa yang Washington katakan sebagai genosida terhadap minoritas Muslim.
Sementara Inggris belum membuat keputusan tentang siapa yang akan mewakili pemerintahnya di Olimpiade tetapi Perdana Menteri Boris Johnson tidak mendukung gagasan boikot, kata juru bicaranya awal pekan ini.
"Pemerintah Australia sedang menunggu keputusan oleh pemerintahan Biden sebelum menyerukan boikot diplomatik," kata laporan di Sydney Morning Herald.
Hubungan Australia dengan China, mitra dagang terbesarnya, memburuk setelah melarang Huawei dari jaringan broadband 5G pada 2018 dan menyerukan penyelidikan independen tentang asal-usul Covid-19. Beijing merespons dengan mengenakan tarif pada beberapa komoditas Australia.
Jika boikot diplomatik dilakukan, sebuah negara tidak akan mengirimkan delegasi ofisial, namun tetap mengijinkan atletnya untuk berpartisipasi.(mr/rm)
COMMENTS