TEL AVIV-Israel memberikan isyarat bahwa pihaknya siap meningkatkan konfrontasi terhadap Iran, terlepas dari negosiasi untuk menghidupkan kesepakatan nuklir antara Teheran dan negara-negara Barat.
Dalam pidatonya di Universitas Reichman yang disiarkan di televisi pada Selasa (23/11), Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan program nuklir Iran sudah berada pada tahap yang paling maju.
Bennett mengatakan, Israel siap untuk melakukan konfrontasi, meski berseberangan dengan sekutu-sekutunya.
"Kami menghadapi masa-masa yang rumit. Ada kemungkinan bahwa akan ada perselisihan dengan teman-teman terbaik kami," ujar Bennett, seperti dikutip Reuters.
"Bagaimanapun, bahkan jika ada kesepakatan kembali, Israel tentu saja bukan pihak dalam kesepakatan itu dan Israel tidak diwajibkan oleh kesepakatan itu," tambahnya.
Negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) dilaporkan akan dimulai kembali pada 29 November.
Negosiasi dilakukan sebagai upaya untuk membawa kembali Amerika Serikat (AS) ke kesepakatan, setelah mantan Presiden Donald Trump mundur pada 2015.
Pemerintahan Joe Biden telah menyatakan terbuka untuk kesepakatan nuklir baru dengan pembatasan lebih ketat terhadap Iran. Tetapi Bennet menegaskan Israel memiliki otonomi untuk mengambil tindakan tersendiri.
"Iran telah mengepung Negara Israel dengan rudal, sementara mereka duduk dengan aman di Teheran. Mengejar teroris du jour yang dikirim oleh Pasukan Quds (rahasia Iran) tidak membuahkan hasil lagi. Kita harus mencari petugas operator," kata Bennett.
Kendati begitu, Bennet mengatakan Israel memiliki keunggulan dalam hal teknologi siber, demokrasi, dan dukungan internasional untuk menghadapi Iran.(mr/rm)
COMMENTS