JAKARTA-Prancis, sekali lagi, menyoroti pakta pertahanan AUKUS antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AS). Paris menyebut pakta tersebut berbahaya karena berisi alih teknologi nuklir militer canggih ke negara yang bukan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Keprihatinan atas AUKUS itu juga diutarakan oleh Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian ketika mengunjungi Indonesia pada Rabu (24/11).
Setelah menyampaikan pidato di Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Le Drian mengatakan AUKUS menyalahi tradisi untuk tidak mentransfer teknologi nuklir militer canggih ke negara-negara yang bukan anggota tetap DK PBB atau dikenal dengan P5.
"Ini menunjukkan tren keprihatinan," kata Le Drian, seperti dikutip Sputnik.
Meski berdasarkan dokumen strategi Indo-Pasifik Uni Eropa berisi seruan untuk meningkatkan kapasitas mitra untuk memastikan keamanan maritim, dokumen tersebut juga menganjurkan dialog yang intensif di antara negara-negara tentang non-proliferasi dan pelucutan senjata.
"Pengumuman AUKUS datang tiba-tiba. Kami merasa ditipu. Kami mendengar pengumuman itu melalui konferensi pers," ungkap Le Drian.
"Itulah mengapa kami memanggil dutabesar kami dari Amerika Serikat (setelah pengumuman AUKUS). Baru setelah AS membuat beberapa komitmen kuat tentang pertahanan Eropa dan kemitraan kami di Indo-Pasifik, kami mengirim utusan kami kembali," lanjutnya.
Le Drian melakukan kunjungan dua hari ke Jakarta untuk mempererat hubungan antara Prancis dan Indonesia, khususnya setelah dikecewakan oleh Australia yang membatalkan kesepakatan kapal selam bernilai miliaran dolar. (mr/rm)
COMMENTS