KONFRONTASI- Tokoh nasional Rizal Ramli PhD (RR) adalah sosok yang sering disalahpahami oleh orang-orang yang tidak mengerti bahwa RR begitu cintanya pada bangsa dan negara ini sampai-sampai di-bully, dicaci maki dan diserang buzzerRp ribuan kali. Dan kata Peter Gontha, Dubes Presiden Jokowi untuk Polandia. '' Kayak nggak kenal RR aja ? RR itu setia pada cita-citanya.'' Lalu, sampai kapan RR terus disalahpahami?
Cita-cita Rizal Ramli (Gus Romli) yang juga Ketua Dewan Pakar KKNU 1926 sesuai keputusan Pengurus Besar Komite Khittah Nahdlatul Ulama (NU) 1926 adalah membangun Indonesia yang lebih baik, adil dan sejahtera. ''Negara kita kaya raya, kok mayoritas rakyatnya miskin dan menderita. Saya ingin membawa bangsa dan negara yang lebih baik, adil dan sejahtera, itulah tanggung jawab dan beban moral saya'' tegasnya pada para jurnalis beberapa waktu lalu.
RR (Gus Romli) siap dikritik, dikoreksi bahkan didemonstrasi. Penampilannya selalu egaliter, alias tdk membedakan seseorang berdasarkan suku, agama, ras, golongan maupun kedudukannya dalam masyarakat.
Semangatnya untuk mencerdaskan, menyejahterakan, memberdayakan & memajukan bangsanya sangat kuat.
Karena itu, orang sering kali salah memahami Rizal Ramli. Orang beranggapan bahwa Bang RR – sapaan Rizal Ramli – seorang yang haus akan jabatan. Padahal, hal itu tidak pernah terlintas dalam pemikirannya.
Buktinya, ekonom senior yang sangat menganggumi Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta itu, ditawari berbagai jabatan. Namun, Rizal Ramli bergeming.
Masa Presiden BJ Habibie misalnya, dia ditawari untuk menjadi salah satu menteri, namua ditolak. Demikian pun zaman Presiden Abdurrahman Wahid pernah ditawari menjadi Ketua BPK dan Dubes Amerika, dan juga ditolaknya. Baru kemudian Gus Dur meminta Rizal Ramli untuk ketiga kalinya agar dia mau menjadi Ketua Bulog dan Menteri Perekonomian. Permintaan itu pun diterima Rizal Ramli.
Pada era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga sama. “Saya diminta untuk menjadi Menko Perekonomian, namun ‘diterpedo’ oleh mantan Wapres JK,” ujar Rizal Ramli pada suatu ketika.
Dia juga pernah ditawari untuk menjadi Menteri Perindusrian, yang langsung ditolaknya.
Giliran era Presiden Joko Widodo, Rizal Ramli mendapat tawaran untuk menjadi menteri sebanyak tiga kali. “Zaman Presiden Jokowi saya menolak sampai 3 kali tawaran untuk jadi Menko Maritim. Baru setelah Pak Jokowi katakan ini yang minta bukan hanya Presiden, tapi rakyat Indonesia yang ingin hidup lebih baik, baru saya menerima,” ujarnya.
Setelah Rizal Ramli tidak menjadi menteri, dia masih saja menerima tawaran untuk menjadi Presiden Komisaris PT PLN, namun hal itu ditolaknya.
Kini, di tengah situasi ekonomi bangsa yang lagi carut-marut, Rizal Ramli terus menyumbangkan pemikirannya bagi bangsa dan negara ini. Walau tidak menempati posisi di pemerintahan, Rizal Ramli mengaku gembira karena untuk sebagian pemikirannya bisa diadopsi oleh pemerintahan Jokowi. RR telah mewakafkan hidupnya untuk bangsa dan negara. Rizal Ramli (Gus Romli) yang juga Ketua Dewan Pakar KKNU 1926 sesuai keputusan Pengurus Besar Komite Khittah Nahdlatul Ulama (NU) 1926 menekankan keadilan dan kemakmuran sebagai jalan kebangkitan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Dalam Pidato Kebangsaan 113 Tahun Kebangkitan Nasional belum lama ini, RR sudah menegaskan hal itu. Dengan mengubah Demokrasi Kriminal seperti yang sedang terjadi di negeri saat ini, menjadi demokrasi yang amanah dan bersih, maka demokrasi akan bekerja untuk keadilan dan kemakmuran rakyat. Bukan hanya menjadi pesuruh oligarki, elite, dan dinasti kekuasaan politik serta ekonomi neoliberal seperti era Jokowi ini.
COMMENTS