WASHINGTON-Amerika Serikat (AS) menyatakan keinginan untuk melanjutkan dialog dengan pemerintahan Taliban yang telah berkuasa di Afghanistan sejak pertengahan Agustus lalu.
Sebagai bagian dari upayanya, AS menggandeng Pakistan dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Seorang mantan diplomat India, MK Bhadrakumar berpendapat, Afghanistan akan menjadi wilayah kerjasama antara AS dan Pakistan.
"AS dan sekutu NATO telah kembali sepenuhnya ke jalur lama, bahwa hanya Pakistan yang dapat diandalkan untuk memanfaatkan Taliban agar mereka menyetujui tuntutan Barat," kata Bhadrakumar, seperti dikutip ANI News, Selasa (30/11).
Bhadrakumar mengatakan, hal itu terlihat dari kunjungan delegasi militer tingkat tinggi Pakistan di markas besar NATO di Brussels untuk membahas situasi di Afghanistan beberapa waktu lalu.
Selain itu, Uni Eropa diperkirakan akan segera membuka kembali kedutaannya di Kabul tetapi menegaskan tidak mengakui pemerintah Taliban.
"Ada kesibukan aktivitas akhir-akhir ini, dengan pejabat dari Brussel terbang masuk dan keluar dari ibukota Asia Tengah, terutama Tashkent dan Dushanbe. Uni Eropa berharap untuk membuka 'koridor kemanusiaan' ke Afghanistan," terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg sendiri sebelumnya menyatakan bahwa AS ingin menjaga kontak militer dengan Pakistan dan kunjungan baru-baru ini ke markas NATO oleh delegasi militer tingkat tinggi Pakistan adalah bagian dari proses itu.(mr/rm)
COMMENTS