WASHINGTON-Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden tak main-main kepada perusahaan-perusahaan China yang diklaim dapat merusak keamanan nasional negara Paman Sam.
Departemen Perdagangan AS pada hari Rabu menambahkan selusin atau 12 perusahaan China ke daftar hitam perdagangan. Pihaknya mengatakan bahwa beberapa perusahaan telah mendukung modernisasi tentara China. Demikian disadur dari CNN, Jumat (26/11/2021).
Para pejabat AS menyebut langkah tegas tersebut sebagai bagian dari upaya untuk mencegah munculnya teknologi AS yang digunakan untuk upaya komputasi kuantum yang akan mendukung militer China, seperti aplikasi kontra-siluman dan kontra-kapal selam.
Departemen Perdagangan juga mengutip kekhawatiran tentang kemampuan China untuk memecahkan enkripsi atau mengembangkan enkripsi yang tidak dapat dipecahkan. Dan dikatakan bahwa beberapa entitas dari China dan Pakistan ditambahkan ke daftar untuk berkontribusi pada kegiatan nuklir Pakistan atau program rudal balistik.
Ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang meningkat di bawah mantan Presiden Donald Trump terus membara di bawah Presiden Joe Biden. Dan terlepas dari pertemuan puncak virtual pertama baru-baru ini dengan Presiden Xi Jinping, dan kolaborasi dalam krisis iklim dan cadangan minyak, pemerintahan Biden sejauh ini tidak berbuat banyak untuk mengurangi tekanan terhadap Beijing.
Pada bulan April, pemerintahan Biden menambahkan tujuh bisnis China yang memiliki hubungan dengan militer ke dalam daftar yang membatasi perusahaan AS untuk berurusan dengan perusahaan tersebut.
Pada saat itu, Departemen Perdagangan mengatakan perusahaan-perusahaan yang dimasukkan daftar hitam tersebut beroperasi di bidang super komputer dan telah membantu pemerintah China memodernisasi militernya atau telah mengerjakan program senjata pemusnah massal.
Kementerian Luar Negeri China pada hari Kamis mengecam sanksi baru tersebut dengan mengatakan bahwa negaranya akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan China.
Juru bicara Zhao Lijian menuduh Amerika Serikat telah berulang kali menggeneralisasi keamanan nasional dan menyalahgunakan kekuasaan negara untuk menekan perusahaan-perusahaan China.
Secara total, 27 entitas dan individu asing ditambahkan ke daftar hitam perdagangan Departemen Perdagangan AS. Selain perusahaan China, target lainnya juga berbasis di Pakistan, Jepang, dan Singapura.
"Perdagangan dan perdagangan global harus mendukung perdamaian, kemakmuran, dan pekerjaan dengan gaji yang baik, bukan risiko keamanan nasional," kata Menteri Perdagangan AS Gina M. Raimondo dalam sebuah pernyataan.(mr/dtk)
COMMENTS